Sepak bola adalah olahraga yang paling menarik di dunia. Bahkan, ada yang bilang kalau sepak bola dapat mempersatukan rakyat sebuah negara meskipun negara tersebut sedang dalam kondisi kacau-balau. Iya, sepak bola. Dengan segala seninya, entertainment-nya, dan juga kontroversinya.
Seperti yang Nobelers tahu, kontroversi memang tidak dipisahkan dalam sepak bola. Baik di dalam, maupun luar lapangan. Jika terjadi di luar lapangan, dengan berbagai tingkat kepintaran subjek yang ada di dalamnya, tentu saja hal tersebut akan selesai juga. Paling tidak waktu adalah kuncinya. Akan tetapi, jika terjadi di dalam lapangan, siapa yang bisa menyelesaikannya? Subjek yang ada? Wasit? Dengan segala keterbatasannya, wasit pun tentu akan sulit. Selain karena waktu yang terjadi sangat cepat dan terbatas, wasit pun sering di bayar oleh tim yang tersangkut. Menyedihkan.
Inggris sudah sering menjadi korban kontroversi ini. Baik negaranya, atau pun liganya (Liga Primer Inggris). Yang paling terkenal adalah ketika Piala Dunia 2010 lalu, saat Inggris menghadapi Jerman. Tendangan keras Frank Lampard yang membentur tiang atas gawang Jerman lalu memantul ke tanah, jelas-jelas sudah melewati garis gawang. Sayangnya, wasit berpendapat lain. Tendangan tersebut tidak dinyatakan sebagai gol. Padahal, Nobel yakin, kalau wasit berperilaku sedikit normal saat itu, Inggris tidak akan kalah telak dari Jerman 4-1. Bahkan bisa saja menang. Karena setelah kejadian tersebut, mental pemain Inggris jelas menjadi
down.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoBVDU5gZT86bQyNB0F1z65lYUwIkFF5wiyMiw0AeVE0TOOnILZFvDx0vZu7w5reyDHJe0C-xVTBa_f3KpqTdWH-46TB-1HJ9SdfZQah0ekYCLuguXIX4l1dYIjIpL44rzeCSB-Y99c1w/s1600/6.jpg) |
gambar diambil dari google |
Selain itu, ada pula kejadian di Liga Primer Inggris. QPR yang sedang berhadapan dengan Bolton, adalah korbannya. Gol Clint Hill untuk QPR tidak disahkan wasit. Padahal kiper Bolton, Adam Bogdan, menepis bola lebih dari 50 cm di belakang garis gawang. Akibatnya QPR kalah 1-2 dalam pertandingan tersebut. Baru-baru ini yang masih
fresh,
derby Manchester juga sempat ada kontroversi. Kali ini Manchester United korbannya. Gol Ashley Young hasil dari menyambar bola tendangan keras Van Persie setelah membentur tiang, tidak disahkan oleh hakim garis. Hakim garis menilai bahwa Young telah terperangkap
offside sebelumnya. Namun setelah dilihat dari rekaman pertandingan, gol tersebut seharusnya sah, karena Young tidak berada dalam posisi
offside. Tetapi berhubung ini Manchester United, tim yang memiliki mental kuat dan permainan apik, tetap saja Manchester City harus menahan malu setelah kalah secara dramatis 2-3 di Etihad Stadium.
Oleh karena itu, untuk me-minimalis kontroversi yang terjadi di dalam lapangan, diciptakanlah berbagai teknologi keren yang diantaranya:
1. Bola CTRUS Dilengkapi Kamera
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy2oT6uQzI9eKUjrS5DkaEiv9_7F1owtR7Db0Fx8RXezvi8cN9ekkKbjsUTgcjivN4-y2pTjNnfIudLPB02WfpuwVUI3kclYClhWTZxhk3IP9pzA9OxKzGvmP0b_Wfq1Yk2cJ49so3Ueo/s1600/1.jpg) |
gambar diambil dari google |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbeHsfNe_J4oBcHqOkap359C14TvwB7h21_L8Wm1PlJ6I6QMdFloCjf15HnK45heOq597IhUVMFEeZo20NQ1OqqlK1bhgtIy-RKTT6awXXNNNAE1sSZFiij_7TETzma0qc_20Dbsth5Io/s1600/2.jpg) |
gambar diambil dari google |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi22mFpJobdziBEKw3veoSER01HcDTds8CvW_Kuj-qnP3WdWtuG9SMoW4rzNWM54y603pt2_THyB1L0R0yi_x3X_17aTVrpGXRBx8P8zcQA6GSaI1AegCn5ehNKvLdwtV7Oa-vHdgLWYA4/s1600/3.jpg) |
gambar diambil dari google |
Bola yang dilengkapi kamera ini, bisa mengirimkan sinyal pada perangkat khusus yang dikenakan wasit jika sudah terjadi gol. FIFA berencana akan menggunakan revolusi teknologi terbaru ini di beberapa turnamen, sekaligus sebagai bola masa depan.
2.Jam Referee Third Eye
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnbvnNTnw290fFu7LUK_Wpkxh8kWfZ4Bl25HMu1xlfoX_jtKpObeWGELcGw9J29R-8lwJqGInu3Ep4sZcz7MzWP6Sre9jdxkq2owu7Z_tGOxTdrlcKNlkKJouVKQLfjGw4HWy3okzqHXw/s1600/4.jpg) |
gambar diambil dari google |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2KnT61Q_6IKdp0y_nn78Q6899i74_2BJI0OH1R6mcCIwzVOAXfLsT4OeG55IdZIpWayGNVXVuq1Jlohq8BLxpdCIVEdDIhAPwcQbXHWHrLapdorokC6zG9Cm_QxktabMVxYoJi9d6OL0/s1600/5.jpg) |
gambar diambil dari google |
Seorang desainer bernama Andy Kurovets, mendesain jam khusus untuk wasit sepak bola yang diberi nama Referree Third Eye. Jam ini dilengkapi
fitur bluetooth, sehingga asisten wasit hingga wasit cadangan bisa langsung mengirim sinyal jika sebenarnya telah terjadi
offside, pelanggaran, atau seharusnya penalti. Bahkan wasit utama bisa melihat kejadian sebenarnya di layar jam. Jika lampu berwarna merah, berarti telah terjadi pelanggaran. Jika lampu berwarna hijau, berarti tidak terjadi pelanggaran. Jika lampu berwarna kuning, berarti telah terjadi kerusakan. Karena seharusnya tidak ada lampu berwarna kuning.
3. Sistem Hawk-Eye
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXIt1ZnaDVFXG6dBPRyVbiB0wTMoICJxJXGrdIDBSRBKtWgPA1p8yP73vZG3vh4vCnsRkEaE3UiXMiN_byobZALlky8kukkEN5mZw8jhGOuMQWpHMU0yfWAfSOwbKJ2zWqzEfBqL7lT44/s320/460hawk-eye_w500.jpg) |
gambar diambil dari google |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOFM65jIA5FLvK0T0YszVXtr3QJfFStFzg1ADXj4sHSBLIiubz2fBuskS0FBxpOoSmvzShE19trjUkJHKeY69Qrgrrhyphenhyphen1fRsIZ2xUd1GFIkWmROw20Bci9AmekEdRmk22AM3hl2QCLI3s/s320/_48198545_football_technology466x250.gif) |
gambar diambil dari google |
Awalnya, teknologi ini diterapkan pada olahraga tenis dan sukses berat. Adalah sebuah sistem pemantauan menggunakan kamera, yang akan ditempatkan di 6 sudut stadion. Tetapi wasit ataupun mereka yang mengatur pertandingan, tidak akan memiliki akses ke data. Sehingga akan ada tim tersendiri yang akan menilai kemudian dikomunikasikan kepada wasit.
Banyak penikmat sepak bola yang berkomentar kalau teknologi seperti ini hadir dalam sepak bola, akan mengurangi keseruan sebuah pertandingan. Tapi, apa yang terjadi kalau klub atau negara yang mereka suka terkena kerugiannya, apakan akan tetap berbicara yang sama?